Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Piengardi membeberkan evaluasinya terhadap 4 pasang ganda putra Indonesia di Yonex All England 2020. Selain itu kepada Badmintalk beliau juga membahas pasangan The Minions, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, serta rencana ke depan untuk sektor ganda putra.
Secara keseluruhan bagaimana menilai performa keseluruhan Men's Doubles di All England ini?
"Indonesia mengirim 4 pasang ke All England. Babak pertama Wahyu/Ade di luar perkiraan, permainan tidak maksimal. Kedua, Fajar/Rian juga kemarin (babak 16 besar) kalah dari England, menurut saya England cukup baik, makanya penampilan di tahun ini di All England tidak mudah, sedikit banyak juga kesalahan yang dilakukan oleh Fajar/Rian.
Tetapi saya kurang puas dari penampilan mereka, kekalahan atas Ellis/Langridge ini. Jadi, menurut saya banyak PR yang harus dikerjakan oleh Fajar/Rian. Mereka kemarin ada sedikit nervous atau tegang. Jadi penampilannya tidak normal seperti biasanya. Memang ini bukan hanya alasan, kakinya Rian ada cedera di engkel, jadi agak sedikit mengganggu tapi itu di luar penampilan, pemain England menurut saya cukup bagus, tahun ini mereka cukup baik.
Kalau Hendra/Ahsan menurut saya poolnya paling berat diantara 3 pasang lainnya. Ada 4 pasang pemain Jepang di pool mereka, terlepas dari itu, babak pertama bermain melawan Jepang rubber game, babak kedua rubber game, babak ketiga kemarin bertemu Endo/Watanabe penampilan mereka cukup bagus, Jepang pertahanannya cukup bagus, yang saya lihat di Ahsan/Hendra memang agak sedikit menurun di otot tangan, daya tahan tangannya. Jadi kualitas menyerangnya juga kurang seperti biasanya. Itu mungkin juga karena keletihan dari 2 game melawan Jepang, dan faktor usia juga.
Dan juga mungkin menurut saya karena zaman sekarang kita bisa rekam, tim Jepang mungkin sudah pelajari kelebihan dan kekurangan Ahsan/Hendra dengan 2 pertemuan sebelumnya. Jadi, mungkin mereka sudah tahu kelebihan dan kekurangannya. Itu menurut analisis saya."
Bagaimana strategi PBSI menjaga momentum mengenai banyak pertandingan yang ditunda atau dibatalkan karena COVID-19?
"Kalau untuk keseluruhan, bukan kapasitas saya untuk menjawab, tetapi kalau di program ganda putra mungkin saya bisa memberikan keterangan untuk program ke depannya karena dibatalkannya semua pertandingan. Mungkin salah satu programnya adalah tetap latihan namun akan banyak kombinasi dengan pindah latihan ke satu daerah, dan mungkin sedikit mengendorkan tapi latihannya itu tidak ditinggalkan."
Ada pendekatan yang berbeda mengenai COVID-19 karena turnamen di Eropa?
"Yang pasti mengurangi kegiatan anak-anak setelah dari lapangan. Mengurangi pergi ke tempat-tempat ramai. Kedua, memang mereka juga karena berita sepakbola dibatalkan jadi ada kekhawatiran. Jadi saya bilang jangan terlalu ikut berita seperti itu. Jika terlalu mengikuti berita yan dig Eropa ini, agak terganggu sedikit. Tapi sampai hari ini anak-anak masih enjoy, masih bisa menjalankan tugas dengan maksimal."
Banyak wartawan ketika menonton Kevin/Gideon menganggap mereka seperti bermain-main, lepas, tanpa beban. Itu secara psikologisnya bagaimana?
"Menurut saya itu salah satu kelebihan mereka. Mereka menikmati pertandingan. Jadi, banyak orang bilang lain daripada yang lain. Boleh dibilang penampilan mereka dengan pasangan yang dulu-dulu dan yang masih bermain sekarang itu agak berbeda. Itulah nilai lebih dari mereka. Menurut saya, mereka menikmati sekali pertandingan tersebut. Tidak ada beban, walaupun sebenarnya ada tetapi menikmati sekali. Itulah ciri The Minions."
Hal berkesan dari The Minions bagi Herry IP adalah ketika mereka juara di 2017, mengapa?
"Karena di luar perkiraan, mereka bisa juara di All England. Karena waktu itu mereka baru menanjak. Sebenarnya di atas mereka ada Ahsan/Hendra. Jadi, cepat sekali mereka bisa berhasil mencapai salah satu cita-cita mereka yaitu juara di All England karena salah satu turnamen yang bergengsi. Hampir semua pemain dunia ingin juara di All England, jadi senang sekali mereka, apalagi itu debut pertama mereka, dan penampilannya di luar perkiraan saya. Cepat, menghibur, ada aksi lucu."
Sebenarnya menurut coach bagaimana ada aksi-aksi, seperti memukul bola namun tidak kena?
"Ya itulah salah satu ciri khas Kevin. Memang kalau ditahan, kadang-kadang tidak bisa keluar (permainannya). Makanya kalau keluar, dia bisa lebih lepas. Tapi hari-hari biasanya Kevin tidak seperti itu. Mereka hanya di lapangannya saja. Karena kalau di latihan bertemu teman sendiri, kan tidak enak. Kalau sama musuh kan beda, ekspresinya beda."
Apakah itu termasuk mengejek lawan?
"Selama aturan itu masih diperbolehkan oleh BWF, tidak melanggar rules, kenapa tidak? Silakan saja. Itu salah satu yang ditunggu penonton juga. Itu hiburan. Aksinya lain daripada yang lain. Kalau era zaman dahulu kita tahu ada pemain legend Denmark, (Almarhum) Svend Pri, terkenal pukulannya spesial dan ya mungkin gaya-gaya seperti itu. Mungkin kalau ini (Kevin) agak sedikit beda."
Kalau peluang untuk emas Olimpiade bagaimana?
"Saya sebagai pelatih harus optimis mempersiapkan pemain kedepannya bisa lebih baik lagi. Lawan mana yang harus kita perhitungkan, yang harus kita perhatikan. Kerjasama tim juga. Kita harus persiapkan untuk suatu kejuaraan seperti Olimpiade penting sekali."
Apakah ada perubahan program karena ada 2 pasang yang diprioritaskan ke Olimpiade?
"Kalau program latihan secara garis besar sama, akan tetapi memang di akhir latihan akan ada spesialisasi masing-masing. Jadi, program pertama, kedua, ketiga itu sama. Nanti di program terakhir, spesialisasi itu untuk mempertajam skill masing-masing."
Apakah spesialisasi tersebut berpengaruh ketika mereka melawan negara lain seperti Ahsan/Hendra yang bisa melawan Endo/Watanabe dibanding Kevin/Marcus?
"Setiap pasangan memiliki cara bermain yang sedikit berbeda. Tidak semuanya sama. Itulah yang kita tekankan. Memang jadi selama ini Ahsan/Hendra bisa lebih mengatasi Endo/Watanabe dibanding Kevin/Marcus tapi saya berharap kalau memang bertemu, mereka bisa membuktikan, bisa berhasil mengalahkan Endo/Watanabe. Karena memang kita siapkan dan kita pelajari juga."
(GS/BT)